Latar Belakang
PRISMA menyadari peran penting dan sentral dari perempuan, penyandang disabilitas, pemuda, dan masyarakat adat dalam perekonomian. Namun, kelompok-kelompok yang umumnya menjadi bagian besar dari masyarakat miskin tersebut banyak menghadapi hambatan struktural dan sosial dalam mengakses dan mendapatkan manfaat dari pasar. Mereka tidak hanya berjuang paling keras untuk terlibat secara ekonomi, tetapi juga menjadi pihak yang paling tidak diuntungkan dengan pertumbuhan ekonomi, terutama jika dibandingkan dengan kelompok masyarakat miskin lain.
Sebagai program yang bertujuan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, PRISMA menyadari pentingnya melibatkan semua kelompok-kelompok dalam pasar dengan meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan perempuan, penyandang disabilitas, lansia, pemuda, dan masyarakat adat - atau yang kami sebut sebagai kelompok pasar yang terabaikan. Dengan demikian, mereka diharapkan dapat berkontribusi dan mengambil manfaat pertumbuhan ekonomi.
Membahas Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial di PRISMA
Selama implementasi program, PRISMA telah mengidentifikasi beberapa kendala utama terkait Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI), terutama terhadap kelompok pasar yang terabaikan. Beberapa contoh hambatan yang dihadapi oleh kelompok tersebut adalah:
Kelompok-kelompok pasar yang terabaikan jarang memiliki aset, layanan, dan peluang yang sama dengan petani laki-laki miskin pada umumnya. Sehingga, kita harus dapat memahami kapan dan di mana kelompok-kelompok ini menghadapi hambatan tambahan dalam pasar dan memastikan bahwa kita tidak memperlakukan petani miskin sebagai satu kelompok homogen tunggal. Dalam banyak kasus, hambatan yang dihadapi oleh kelompok pasar yang terabaikan ini dapat dihindari atau dapat diatasi dengan beberapa dukungan. Namun, dibutuhkan pemahaman lebih lanjut mengenai mengapa pasar gagal memberikan solusi untuk hambatan ini: Mengapa layanan yang disertakan tidak menjangkau kelompok-kelompok ini? Apakah perusahaan pemberi input memiliki pemahaman yang kurang tentang basis pelanggan mereka? Apakah mereka mengetahui basis pelanggan tetapi tidak memiliki keterampilan untuk melibatkan diri secara efektif? dll.
Perspektif GESI di PRISMA
Dari perspektif Pengembangan Sistem Pasar (Market Systems Development – MSD), kegiatan bisnis sebaiknya melibatkan perempuan yang memiliki peran besar dalam kerja pertanian, serta kelompok pasar terabaikan lainnya. Mengabaikan praktik inklusif GESI berarti mengabaikan sekitar 50% populasi. Hal ini bisa mengakibatkan menghilangnya peluang bisnis yang signifikan dan berkurangnya potensi pasar yang belum dimanfaatkan.
PRISMA memperluas strategi GESI-nya dengan memetakan perilaku berbagai kelompok konsumen sosial dan ekonomi melalui riset konsumen. Pendekatan dan strategi GESI PRISMA telah berevolusi berdasarkan pengakuan terhadap perempuan, kelompok laki-laki miskin, pemuda atau lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok etnis minoritas sebagai kelompok konsumen yang berbeda untuk mitra kami.
Strategi GESI PRISMA mempromosikan pendekatan berdasarkan bukti yang mempertimbangkan aspek komersial. Kami percaya bahwa pelaksanaan strategi yang baik dan konsisten dapat meningkatkan hasil GESI dan juga memperbaiki kinerja program serta memperluas keberhasilan mitra bisnis.
PRISMA berkomitmen untuk mendorong inovasi pasar yang berkelanjutan dengan mengembangkan model bisnis baru yang didukung oleh kasus bisnis yang kuat secara komersial. Kerja kami di GESI juga sama. Dalam kasus bisnis GESI, PRISMA akan fokus pada pembuktian untuk meyakinkan mitra bisnis bahwa perempuan, penyandang disabilitas, pemuda, dan/atau masyarakat adat adalah pemain pasar yang penting. Mereka bisa membantu mitra untuk memperkuat pendekatan bisnis dan pemasaran mitra untuk mengenali manfaat komersial dari melibatkan kelompok pasar yang terabaikan ini (misalnya, dengan mempekerjakan perempuan sebagai agen penjualan atau menargetkan penyandang disabilitas dalam pemasaran, dan praktik pertanian yang baik untuk meningkatkan akses informasi ke kelompok-kelompok tersebut).