Saat ini, hanya sekitar 5 persen dari 28 juta petani kecil di Indonesia yang menggunakan pupuk berbasis mineral organik, yang menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat besar.
Pupuk berbahan dasar mineral organik diproduksi dari endapan mineral yang terbentuk secara alami. Pupuk ini umumnya mengandung nutrisi tanaman dengan konsentrasi tinggi dan memiliki keunggulan dalam menghasilkan lebih sedikit nitro oksida daripada pupuk kimia.
Bisnis pertanian dapat memainkan peran penting dalam mengkomersialkan pupuk berbasis mineral organik dan mendorong praktik-praktik (melalui pemasaran yang berpusat pada pelanggan, edukasi berkelanjutan, dan penjangkauan yang inklusif) yang dapat mengurangi emisi dan meningkatkan produktivitas.
Ketika pupuk kimia mengenai tanah, mereka memiliki reaksi mikroba yang lebih cepat, menciptakan nitrogen oksida. Nitrogen oksida 300 kali lebih kuat dalam menghangatkan atmosfer dibandingkan karbon dioksida dan dapat bertahan di atmosfer selama 100 tahun. Reaksi mikroba untuk pupuk mineral organik jauh lebih lambat daripada pupuk kimia.
Sekitar 70 persen lahan pertanian di Indonesia berada dalam kondisi rusak atau tidak sehat, terutama karena ketergantungan petani pada pupuk kimia.