Pembicara kunci Dr Maesti Mardiharini dari BRIN
Dr Maesti Mardiharini, Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional
Perempuan merepresentasikan 24% dari keseluruhan petani Indonesia dan terlibat penuh dalam rantai nilai pertanian
[Rilis media]
Memperingati Hari Perempuan Internasional 2024, pemangku kepentingan di sektor pertanian Indonesia bertemu di Jakarta (7/3) dalam kegiatan seminar bisnis “Meraih Peluang Bisnis melalui Penguatan Peran Perempuan di Sektor Pertanian”.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh kolaborasi antara PRISMA – kemitraan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia untuk pertumbuhan pasar pertanian di Indonesia – dengan PISAgro – kemitraan bisnis untuk pertanian berkelanjutan di Indonesia.
Pembicara kunci dalam kegiatan ini, Dr. Maesti Mardiharini dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan bahwa perempuan berperan penting dalam pertanian.
“Perempuan merepresentasikan 24% dari keseluruhan petani Indonesia dan terlibat penuh dalam rantai nilai pertanian, mulai dari pembibitan, penanaman, pemanenan, hingga kegiatan pasca panen.”
Namun, masih ada peluang untuk meningkatkan produktivitas perempuan.
"Petani perempuan tidak memiliki akses yang sama dengan laki-laki terhadap produk, layanan, dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas. Jika memiliki akses yang setera, petani peremuan dapat meningkatkan sehingga akan meningkatkan produksi pertanian juga," jelas Dr. Mardiharini.
Peneliti Ahli Utama BRIN tersebut juga mengungkapkan bahwa peningkatan produksi jelas membuka peluang untuk memberi nilai tambah pada produk dan memperluas jangkauan pasar, sehingga dapat menghadirkan peluang bagi pelaku usaha untuk meningkatkan investasi mereka dalam kegiatan pertanian.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (2011), akses yang setara antara petani laki-laki dan perempuan dapat meningkatkan hasil pertanian sebesar 20-30 persen, sehingga meningkatkan produksi pertanian nasional sebesar 2,5-4,0 persen.
Mohasin Kabir, CEO PRISMA
Agrobisnis dan petani saling berbagi pengalaman
Panelis terdiri atas agrobisnis dan petani
[...] 58% responden perempuan mengalami peningkatan pendapatan setelah mendapatkan akses yang lebih baik kepada produk dan jasa pertanian.
Mohasin Kabir, CEO PRISMA, memaparkan bahwa PRISMA membantu pelaku agrobisnis beradaptasi dan menjangkau lebih banyak petani perempuan.
"Pengalaman kami dalam sepuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa pendekatan 'business as usual' di mana laki-laki menjadi target utama untuk kegiatan penjualan dan pemasaran, tidak lagi efektif. Kami membantu mitra bisnis kami meraih peluang komersial dengan berinvestasi pada petani perempuan dengan mengubah pendekatan.
Pendekatan baru ini termasuk mengadakan pertemuan kelompok tani pada waktu dan lokasi yang sesuai dengan kondisi perempuan, mendorong partisipasi aktif perempuan dalam pertemuan, dan mengadakan pertemuan khusus untuk kelompok perempuan.
Survei yang dilakukan terhadap mitra-mitra bisnis kami menunjukkan bahwa 58% responden perempuan mengalami peningkatan pendapatan setelah mendapatkan akses yang lebih baik kepada produk dan jasa pertanian.”
Hannah Derwent dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta merespon pertanyaan dari media
Ibu Lasmi, petani sayuran dari Jawa Tengah
“PNM membantu kami menyediakan modal dan pembiayaan. Awalnya pinjaman kami hanya 2 juta Rupiah, kini kami dapat mengakses hingga 7 juta Rupiah," ungkap Ibu Lasmi.
Pertanian itu musiman, M sehingga kami memerlukan bantuan modal, yang kini bisa kami dapatkan
Hadir dalam kegiatan ini Ibu Lasmi, petani sayuran dari Kopeng, Jawa Tengah. Ibu Lasmi dan kelompok wanita taninya, Mekar Abadi merupakan penerima manfaat pinjaman dari lembaga keuangan PNM melalui produk pinjaman Mekaar yang ditujukan khusus bagi perempuan.
“PNM membantu kami menyediakan modal dan pembiayaan. Awalnya pinjaman kami hanya 2 juta Rupiah, kini kami dapat mengakses hingga 7 juta Rupiah," ungkap Ibu Lasmi.
Ibu Lasmi dan kelompoknya memanfaatkan pinjaman tsb untuk menerapkan praktik pertanian sayuran organik bernilai tinggi. “Pertanian itu musiman sehingga kami memerlukan bantuan modal, yang kini bisa kami dapatkan,” tambahnya.
Jarot Indarto dari Kementerian PPN/Bappenas menyambut baik upaya pemberdayaan perempuan di sektor pertanian.
“Pengarusutamaan dan kesetaraan gender merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian dalam mencapai Indonesia Emas 2045,” ungkap Direktur Pangan dan Pertanian tersebut.
Ia meyakini bahwa sektor swasta memiliki dampak signifikan dalam mendukung peningkatan peran perempuan melalui pengikutsertaan dan pelibatan. Hal ini kemudian akan memperkuat perekonomian di sektor pertanian.
“Saya berharap acara hari ini mampu memberikan kiat dan wawasan praktis kepada pelaku usaha tentang cara berkolaborasi dengan lebih banyak petani perempuan, yang sejatinya dapat memperluas peluang bisnis,” ujarnya.
Ibu Lasmi berangkat dari Desa Kopeng di Jawa Tengah untuk hadir di kegiatan ini
Melibatkan jejaring agrobisnis
Perwakilan dari perusahaan pakan, PT Sreeya dan peternakan pembiakan babi, Aroma Farm
Acara hari ini mampu memberikan kiat dan wawasan praktis kepada pelaku usaha tentang cara berkolaborasi dengan lebih banyak petani perempuan, yang sejatinya dapat memperluas peluang bisnis
Hannah Derwent, Acting Minister Counsellor for Governance and Human Development dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta, menegaskan komitmen Pemerintah Australia dalam mendukung pemberdayaan petani perempuan.
"Kami senang dapat berpartisipasi langsung dalam upaya meningkatkan peran perempuan di pertanian. Ketika kita berinvestasi pada perempuan, kita tidak hanya akan melihat peningkatan produktivitas pertanian seiring dengan meningkatnya keterampilan, pengalaman, dan kepercayaan diri perempuan. Kita tahu bahwa perempuan menginvestasikannya kembali ke keluarga dan lingkungan mereka – ke dalam pendidikan, pemenuhan nutrisi, kesejahteraan, dan kesehatan anak,” tutur Hannah.
Adapun Prelia Moenandar, Ketua Women Empowerment Working Group PISAgro sekaligus Head of Government & Industry Affairs – ASEAN di Corteva Agriscience sepakat bahwa pemberdayaan perempuan dalam pertanian bukan hanya tentang keadilan tetapi juga merupakan keharusan strategis untuk pertumbuhan bisnis dan keberlanjutan lingkungan.
Ia menambahkan, “di Corteva dan di antara anggota-anggota PISAgro, kami sangat percaya pada kekuatan pemberdayaan perempuan di pertanian. Partisipasi kami dalam inisiatif seperti Women Empowerment Working Group menggarisbawahi komitmen ini. Kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan di pertanian bukan hanya masalah keadilan atau kesetaraan; ini adalah keharusan strategis untuk pertumbuhan bisnis dan keberlanjutan lingkungan.”
Menurut Praelia, pelibatan perempuan dalam semua aspek pembangunan pertanian membuka peluang yang belum tergali untuk bisnis sehingga mendorong inovasi, meningkatkan produktivitas, dan mengarah pada praktik yang lebih berkelanjutan.
Sophie Roden dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta bersama perwakilan PRISMA
Kegiatan dihadiri para pakar
Ia merefleksikan pekerjaannya sebagai petani kakao yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran di setiap proses
Pada kegiatan ini, hadir pula perwakilan petani perempuan yakni Sisilia dari Manado. Petani kakao perempuan dari PT Mars Symbioscience tersebut mengatakan bahwa petani perempuan membutuhkan akses pendidikan dan pelatihan agar dapat meningkatkan keterampilan sehingga dapat mandiri secara finansial dan meningkatkan kualitas hidup keluarga.
Ia merefleksikan pekerjaannya sebagai petani kakao yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran di setiap proses, mulai dari pengembangan kebun hingga perawatan pohon kakao. Namun ia melihat tantangan tersebut sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar.
Ia berpesan, “kita harus menjadi panutan yang memberikan dorongan positif bagi petani perempuan lain untuk terus maju dan berkembang.”
Seminar dan diskusi panel "Meraih Peluang Bisnis melalui Penguatan Peran Perempuan di Sektor Pertanian" yang diadakan di Hotel Aryaduta Jakarta mempertemukan jejaring agrobisnis, petani, organisasi masyarakat sipil, lembaga keuangan, dan akademisi.
Seminar ini menghadirkan diskusi panel yang diisi oleh perwakilan pelaku bisnis tingkat lokal, nasional, hinga multinasional. Panelis termasuk perwakilan dari perusahaan makanan milik Orang Asli Papua, Anggimart; perusahaan pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM); perusahaan makanan PT Mars Symbioscience dan PT IDFood; dan perusahaan kesehatan dan pertanian PT Bayer Indonesia.
Para panelis berbagi strategi praktis bagi bisnis untuk beradaptasi dan meningkatkan akses produk dan layanan mereka kepada petani perempuan.
Tidak hanya itu, para peserta juga memperoleh serangkaian produk pengetahuan mengenai bagaimana pelaku usaha dapat mengembangkan strategi pemasaran dan penjualan yang dapat menjangkau lebih banyak perempuan, serta hasil studi PRISMA mengenai efektivitas peran agen lapangan perempuan. Baca Tips Bisnis yang tersedia dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
Perayaan Hari Perempuan Internasional