Bappenas Logo Australian Government Logo

Studi Kasus: Pertanian Cerdas Iklim   

Case Study

Pertanian Cerdas Iklim

Meningkatkan Resiliensi dan Produktivitas melalui Varietas Jagung Cerdas Iklim di Iklim Kering

Sebagian besar kemitraan PRISMA memiliki elemen pertanian cerdas iklim. Pertanian cerdas iklim bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus memastikan resiliensi petani terhadap perubahan iklim dan mengurangi jejak lingkungan sektor pertanian. Studi kasus ini diambil dari pengalaman PRISMA untuk mendemonstrasikan bagaimana sektor swasta membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim.

Adapting Agricultural Practices

Tiga studi kasus yang berbagi pengalaman sektor swasta diluncurkan pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Perubahan iklim makin berdampak pada para petani di Nusa Tenggara Timur yang memang beriklim kering

Perubahan iklim makin berdampak pada para petani di Nusa Tenggara Timur yang memang beriklim kering. Kebanyakan petani bergantung pada pertanian tadah hujan sehingga membuat mereka makin rentan terhadap fluktuasi curah hujan. BMKG dan pemerintah daerah menekankan perlunya upaya adaptasi dan mitigasi dari masyarakat.

Jagung adalah tanaman pangan pokok lokal yang penting untuk konsumsi dan pakan ternak. Kebanyakan petani menanam jagung setahun sekali menggunakan varietas lokal dengan produktivitas rendah (sekitar 1 ton/Ha). Hal ini menimbulkan stok yang tidak cukup untuk kebutuhan sepanjang tahun yang mendorong petani membeli jagung pada musim paceklik. Harga jagung bisa naik dua kali atau bahkan tiga kali lipat pada jangka waktu ini.

Balai Penelitian Tanaman Serealia Kementerian Pertanian telah merilis varietas jagung bersari bebas atau open-pollinated varieties (OPV) dengan produktivitas tinggi seperti Lamuru dan Jakarin yang adaptif terhadap iklim kering. Jika digunakan secara luas, varietas-varietas tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan resiliensi petani di daerah secara signifikan.

Bekerja sama dengan lembaga-lembaga di tingkat daerah, Kementerian Pertanian telah memperkenalkan OPV jagung berproduksi tinggi seperti Lamuru dan Jakarin ini untuk memberi manfaat bagi para petani melalui berbagai macam program subsidi. Namun, rintangan yang signifikan muncul karena benih kehilangan karakteristik produktivitas tingginya ketika disimpan dan ditanam ulang. Hal ini mengharuskan pembaharuan secara berkala menggunakan benih bersertifikat, yang menjadi tantangan bagi penggunaan varietas ini secara luas.

Walaupun mengetahui manfaat varietas bersari bebas dengan produktivitas tinggi ini, para petani hanya dapat menunggu alokasi program selanjutnya untuk mendapatkan benih baru karena benih hanya tersedia melalui program subsidi pemerintah. Alokasi program subsidi bervariasi setiap tahun dan tidak dapat menjangkau seluruh petani.

Menjembatani kesenjangan pasokan dan pasar yang berkembang

Petani Jagung di Belu, NTT

Ketika petani menjadi lebih sadar akan ketersediaan benih komersial varietas Lamuru, permintaan pun meningkat. 

Produsen benih lokal di NTT telah memasok benih Lamuru untuk program subsidi pemerintah selama bertahun-tahun. UMKM ini memulai bisnis mereka dengan bergabung dengan program pengembangan penangkar benih pemerintah provinsi. Seiring berjalannya waktu, beberapa dari UMKM ini berinvestasi secara mandiri dan melanjutkan bisnis mereka. Namun, alokasi anggaran subsidi bervariasi, sehingga mengakibatkan permintaan benih tidak konsisten.

PRISMA telah mendorong produsen benih lokal untuk menjual produk benih bersertifikat mereka di pasar komersial. PRISMA membantu para produsen mengembangkan merek produk, mendesain kemasan dan materi promosi, juga membangun jaringan distribusi. Hasilnya, pasar komersial untuk benih jagung OPV semakin berkembang. Petani di NTT lebih menyukai benih OPV karena harganya yang lebih terjangkau. Ketika uang sedang menipis, mereka masih bisa menggunakan benih yang disimpan untuk satu atau dua musim tanam, walaupun kualitas unggul benih berkurang secara bertahap.

Ketika petani menjadi lebih sadar akan ketersediaan benih komersial varietas Lamuru, permintaan pun meningkat. Namun, ketersediaan benih tersebut tidak cukup untuk memenuhi permintaan. Produsen benih tidak dapat memenuhi permintaan. Hal ini karena ketersediaan benih sumber tidak konsisten, karena produksi benih sumber hanya mempertimbangkan kebutuhan untuk program subsidi pemerintah. Akibatnya, terkadang produsen benih lokal tidak memproduksi benih selama satu tahun penuh karena tidak tersedianya benih sumber.

Pendekatan seluruh pasar dibutuhkan

Pengolahan pasca panen di Belu, NTT 

Diskusi berfokus pada perlunya perencanaan produksi benih sumber OPV yang terkoordinasi dengan baik 

PRISMA memfasilitasi diskusi antara produsen benih lokal dan pemangku kepentingan terkait pada tingkat provinsi dan nasional, yaitu UPTD Perbenihan, UPTD PSB NTT, dan BPSIP Maros .

Diskusi berfokus pada perlunya perencanaan produksi benih sumber OPV yang terkoordinasi dengan baik antara pemerintah dan sektor swasta untuk mengantisipasi pertumbuhan jangka panjang pasar benih komersial OPV. PRISMA merancang konsep pertemuan dan mengembangkan alat perencanaan untuk memudahkan koordinasi pemangku kepentingan. PRISMA juga mendorong beberapa produsen benih yang memiliki ijin agar memproduksi benih sumber untuk dijual produsen benih lainnya demi meningkatkan ketersediaan dan memastikan kesinambungan produksi benih OPV.

Pada musim hujan tahun 2023 yang lalu, empat produsen benih yakni CV Tiga Putri Mandiri, CV Dala Agro Diankris, CV Tani Jaya Sehati, dan CV Karya Tani Sehati menjual benih OPV ke pasar komersial. Mereka juga telah mulai memperkenalkan Jakarin, varietas OPV yang baru dirilis, yang juga adaptif untuk iklim kering dan memiliki potensi hasil lebih tinggi ke pasar komersial.

Tanda-tanda perubahan

Ibu Ermalinda is very pleased with the yields from the Lamuru variety

"Uangnya bisa digunakan untuk membeli telur, ikan, dan sayur.” (Ibu Ermelinda, Belu).

Karena adanya peningkatan akses benih OPV, para petani kecil dapat meningkatkan produktivitas jagung mereka. Bagi rumah tangga pertanian yang mengkonsumsi jagung sebagai tanaman pangan pokok, keadaan ini memampukan mereka meningkatkan persediaan rumah tangga hingga panen selanjutnya. Petani jagung yang lebih komersial dapat meningkatkan pendapatan mereka dari menjual hasil panen jagung. Dalam 10 tahun terakhir, lebih dari 28 ribu rumah tangga petani telah merasakan keuntungan ini, dengan total nilai keuntungan (yang dimonetisasi) sekitar 47 miliar rupiah. PRISMA sedang melakukan studi untuk melihat dampak benih Lamuru dari pasar komersial pada ketahanan pangan dan kemajuan ekonomi petani.

Untuk meningkatkan ketersediaan benih OPV, diperlukan kerja sama yang berkelanjutan antara produsen benih lokal dan pemangku kepentingan terkait pada tingkat provinsi dan nasional.

“Sejak saya menggunakan varietas Lamuru, saya sangat puas. Jagungnya juga tahan lama untuk disimpan. Jagung harus benar-benar kering jika dijemur di bawah matahari. Jadi, persediaan pangan cukup sampai panen selanjutnya. Sisanya dijual. Uangnya bisa digunakan untuk membeli telur, ikan, dan sayur.” (Ibu Ermelinda, Belu).

  

Kabar Lain

Liputan Berita: Pertanian Cerdas Iklim

Inovasi Agrobisnis untuk Perubahan Iklim
Baca

Climate Spotlight: Fertiliser

Mendapatkan dosis yang tepat untuk tanaman dan planet 

Baca

Studi Kasus: Pertanian Cerdas Iklim

Mewujudkan Pertanian Padi Tahan Iklim: Mengatasi Tantangan Adopsi Varietas Unggul di Indonesia

Baca

Emission Control Block untuk Sapi

Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Emisi dari Industri Peternakan Sapi di Indonesia

Baca

Liputan Berita: Mendorong Inklusi dalam Agrobisnis Indonesia

Agribusinesses and people with disabilities share their experience

Baca

GEDSI Spotlight: Jadi ‘Mapan’ di Tangan Perempuan

Penangkar benih padi memperbarui strategi penjualan dan pemasaran untuk menjangkau lebih banyak petani perempuan

Baca

Peluncuran kampanye: Petani Maju

Kampanye untuk menumbuhkan petani produktif serta masyarakat berdaya

Baca

Rilis media: Penguatan peran perempuan di sektor pertanian

Peluang bisnis bagi pelaku usaha
Baca